"Arti Pahlawan bagi setiap orang bisa saja berbeda. Ayah dan Ibu bisa menjadi pahlawan bagi sebuah keluarga. Guru bisa menjadi pahlawan di dunia pendidikan. Namun, 10 November bukanlah untuk memperingati hari pahlawan untuk ayah, ibu maupun guru, melainkan bagi mereka yang gugur ketika melawan para penjajah di Surabaya yang kemudian dikenal sebagai pertempuran 10 November. Selamat Hari Pahlawan arek-arek Suroboyo!"
67 tahun yang lalu ketika bangsa Indonesia usai memproklamirkan kemerdekaanya pada tanggal 17 Agustus, peperangan di berbagai kota ternyata masih banyak terjadi. Perjuangan para pahlawan belum berhenti sampai disana. Mereka masih harus mempertahankan kemerdekaan Indonesia sampai Internasional mengakui kedaulatan Indonesia.
Pertempuran 10 November di nilai sebagai pertempuran pertama dan terbesar setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dan menjadi pemompa semangat bagi pahlawan-pahlawan dikota lain untuk melawan sekutu.
Latar belakang dari pertempuran 10 November adalah ketika pada 25 Oktober 1945, tentara Inggris yang tergabung dalam AFNEI mendarat di Indonesia dengan tujuan melucuti senjata tentara Jepang, membebaskan para tawanan perang dan memulangkan kembali tentara Jepang. Namun, tidak ada yang tahu bahwa kedatangan Inggris ternyata diboncengi oleh NICA (Belanda), sesuai dengan perjanjian Inggris dengan Belanda bahwa setelah Inggris berhasil menduduki kembali Indonesia maka dengan segera Inggris menyerahkan Indonesia kepada Belanda.
Kecurigaan arek-arek Surabaya mulai timbul ketika pada tanggal 26 Oktober 1945 dibawah pimpinan Kapten Shaw melakukan penyergapan kepenjara kalisosok untuk membebaskan Kolonel Huiyer. Hingga pada akhirnya Belanda mulai mengibarkan bendera merah-putih-biru di berbagai daerah dan kemudian terjadilah perobekan bendera di Hotel Yamato.
Kemudian Inggris meminta bantuan Ir. Soekarno untuk menghentikan gencatan senjata di Surabaya dan terbentuklan Kontak Biro yang bertugas menghentikan peperangan di Surabaya. Namun, pada saat Kontak Biro akan menghentikan perang di daerah Bank INTERNATIO JEMBATAN MERAH, rakyat Surabaya malah semakin panas saat melihat mobil milik AWS Mallaby. Pada kejadian inilah Mallaby tewas tertembak.
Belanda semakin marah kepada Surabaya. Jendral Christison mengeluarkan ultimatum agar pimpinan dan pejuang Surabaya menyerahkan senjata, mengangkat tangan dan disuruh mennuju ketempat tertentu yang sudah disiapkan untuk menandatangani dokumen pernyataan menyerah tanpa syarat paling lambat tangga 10 November 1945. Jika tidak, maka sekutu akan melakukan penyerangan melalui darat, laut dan udara.
Rupanya rakyat Surabaya tetap tidak gentar. Hingga tanggal 10 November rakyat Surabaya tidak menyerah. Bung Tomo sebagai pejuang hebat di Surabaya berhasil memberikan semangat dengan kata "Merdeka atau mati". Hasilnyapun, perang besar terjadi di Surabaya selama 2 minggu dan ratusan ribu pahlawan gugur membela tanah air.
Seberat itu perjuangan para pahlawan bangsa. Mereka rela mati untuk mempertahankan kemerdekaan, lantas kita sebagai generasi muda sudahkah memberikan yang terbaik untuk negara ini? Apa yang sudah kalian lakukan? Apa bentuk rasa Nasionalisme kalian? Sejauh mana kalian arek-arek Surabaya mengenal pahlawannya?
Arti pahlawan bagi setiap orang boleh saja berbeda. Tapi pahlawan yang sebenarnya adalah yang rela mati demi bangsanya. Para pahlawan kita yang gugur dalam perang. tidak cukup dengan mengenal maupun mendoakan. Namun, balas budi pula yang harus dilakukan bagi generasi muda. Bukan dengan cara berperang seperti yang dilakukan pahlawan kita. Menyelamatkan Indonesia dari kekrisisan ekonomi, jati diri, dan moralla yang perlu dilakukan. Bersaing secara global dan menunjukkan kepada dunia Internasional bahwa Indonesia masih ada.
Selamat Hari Sepuluh Nopember Jiwa Muda !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar