Berawal dari novel best seller kemudian menjadi film yang
melejit merupakan perjalanan dari novel karangan penulis hebat, Dewi Lestari,
yang berjudul Perahu Kertas. Ceritanya unik, berkesan dan romantis. Tak heran
jika banyak orang yang memilliki ekspetasi tinggi bagi Perahu Kertas. Pantas
jika disandingkan dengan film-film adaptasi novel best seller sebelumnya.
“Ketika cita-cita membawa cinta. Lukisan-lukisan
mengilustrasi cerita dan berawal dari kekaguman, kemudian saling mencintai.”
Tanggal 16 Agustus 2012 lalu resmi dirilis film berjudul
Perahu Kertas di seluruh 21 Cineplex di Indonesia. Film yang diadaptasi dari
novel best seller karangan Dewi Lestari dengan judul yang sama, digarap oleh
sutradara kawakan, Hanung Bramantyo.
Siapa yang tak kenal Dewi Lestari, penulis novel sekaligus
penyanyi yang lahir di Bandung 1976 lalu? Karya-karyanya sudah banyak dikenal
oleh masyarakat Indonesia bahkan Mancanegara. Judul-judul novel yang menjadi
best seller antara lain seri Supernova, Filosofi Kopi, Recto Verso dan yang
terakhir adalah Perahu Kertas. Dewi Lestari seolah tak pernah kehabisan ide
untuk terus berkarya. Bahkan melalui karyanya Recto Verso, ia mengemas dengan
apik kemampuannya bernyanyi sekaligus menulis sacara bersamaan.
Sebagai salah satu penggemar karya Dewi Lestari, saya tidak
pernah menyangka novel Perahu Kertas akan dibuat versi filmnya. Sejak pertama
kali membaca novel ini, saya sudah merasakan kebebasan dalam ceritanya. Dee
yang biasa disapa, dapat dengan mudah membuat saya ikut secara emosional dengan
setiap adegan yang ia buat. Seperti karya-karya novelnya yang lain.
Pertamakali saya mengetahui kabar ini, ketika tidak sengaja
saya melihat tayangan trilernya di salah satu stasiun TV swasta beberapa hari
sebelum premiernya. Penasaran dan tidak percaya adalah yang saat itu saya
rasakan. Jujur saja, saya semakin merasa penasaran dan tidak sabar ingin
melihat film Perahu Kertas tersebut setelah saya membuka situs 21cineplex.com.
Menurut saya Perahu Kertas adalah drama percintaan yang
paling romantis. Menceritakan pasang surut hubungun dua anak remaja yaitu Kugy
dan Keenan. Kisah dimulai ketika mereka berdua dipertemukan di Bandung. Kugy
yang memiliki sahabat karib sejak kecil bernama Noni, memutuskan untuk kuliah
bersama di Bandung. Ia mengambil jurusan sastra sesuai cita-citanya sebagai
penulis dongeng. Sedangkan Keenan yang juga sepupu pacar Noni, Eko, adalah
pelukis berbakat yang dipaksa kuliah oleh ayahnya di Fakultas Ekonomi. Mereka
berempat menjadi geng yang sangat kompak dan gemar menonton film bioskop
bersama disetiap malam minggu.
Kugy menobatkan dirinya sebagai agen Neptunus. Ia memiliki
hobi membuat perahu kertas yang kemudian dilarungkannya di sungai.
Penampilannya ajaib, selalu mengenakan jaket jins kakaknya yang kebesaran. Ia
unik, dan karena itu pula Keenan sangat mengagumi dirinya. Bahkan dengan senang
hati Keenan membuat gambar ilustrasi untuk cerita dongeng Kugy. Begitu pula
dengan Kugy, yang mengagumi lukisan-lukisan Keenan yang bebas.
Berawal dari saling mengagumi, diam-diam mereka berdua jatuh
cinta. Namun, perjalanan cinta mereka penuh halangan. Mulai dari Kugy yang
masih mempunyai pacar, Keenan yang dijodohkan Noni dan Eko dengan Wanda, Kugy
yang menjauh, persahabatan Kugy dan Noni yang berantakan, hingga akhirnya
Keenan pergi ke rumah Pak Wayan di Ubud dan bertemu Luhde Laksmi.
Melihat hubungannya dengan Keenan tidak akan pernah menyatu,
Kugy mulai melupakannya. Ia bahkan menyelesaikan kuliahnya satu tahun lebih
awal agar cepat-cepat meninggalkan Bandung. Melupakan semua kenangan,
meninggalkan Noni dan melupakan pangeran dongengnya. Mungkin itu yang terbaik
bagi semuanya.
Setelah lulus Kugy bekerja di perusahan Remi, teman Karel,
sebagai copywriter. Kugy memang ajaib, belum lama ia bekerja sudah mencetak
prestasi gemilang. Banyak proyek-proyek yang ia ketuai. Kedekatannya dengan
Remi yang semula atasan dengan pegawai pun berubah menjadi saling menyukai.
Kugy menganggap Remi adalah pangerannya di kehidupan nyata.
Banyak konflik yang mewarnai kisah cinta Kugy dan Keenan.
Tak jarang pengorbanan yang dilakukan agar cinta sejati itu bisa bersatu. Saya
bisa membayangkan bagaimana cerita ini dijadikan sebuah film. Sesuatu yang akan
memberikan kesan tersendiri. Melalui novel Perahu Kertas saya bisa merasakan
emosinya, mungkin melalui film pula saya bisa hanyut dalam ceritanya. Apalagi
Perahu Kertas the movie didukung oleh artis-artis berbakat seperti Maudy
Ayundha (Kugy), Adipati Dolken (Keenan), Reza Rahardian (Remi), Elyzia
Mulachela (Luhde), dan Kimberly Ryder (Wanda), Sylvia Fully R (Noni), Fauzan
Smith (Eko), Tio Pakusadewo (Pak Wayan), Ben Kasyafani (Karel). Yang lebih
mengejutkan lagi Hanung Bramantyo, Titi DJ, Dee juga ambil peran dalam film
tersebut.
“Perahu kertaku kan melaju membawa surat cinta bagim .
kata-kata yang sedikit gila, tapi ini adanya. Perahu kertas mengingatkanku
betapa ajaibnya hidup in . Mencari-cari tambatan hati, kau sahabatku sendiri.
Hidupkan lagi mimpi (cinta-cinta) cita-cita (cinta-cinta), yang lama ku pendam
sendiri, berdua ku bisa percaya. Ku bahagia kau telah lahir didunia dan kau ada
di antara milyaran manusia dan ku bisa dengan radarku menemukanmu. Tiada lagi
yang mampu berdiri. Halangi rasaku, cintaku padam .” OST Perahu Kertas-Maudy
Ayundha.
Melajulah perahu kertasku! Saksikan di bioskop 21 kesayangan
anda. Salam agen Neptunus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar